“If you're not around I can't do anything.
If you're not around I don't know what to do
If you're not around I can't take it anymore
Just being able to see you smile that would mean everything to me
I wanna be with you forever.
I wanna tell you how I feel
Whenever I close my eyes I could see your smile shining brightly
You gave me so many things that I can't even get to pay you back
I have to tell you these two words
"Thank you"
"Thank you"
Will they go straight to your heart?
This is a feeling I will never, ever forget
Dedicated to you”
“Bagaimana menurutmu?”,”Apakah liriknya
terlalu berlebihan?” tegurnya seusai menyanyikan sebuah lagu –ciptaannya- dengan
iringan not piano yang ia dentumkan.
“Well, aku pikir itu tidak terlalu buruk. Setidaknya
aku tidak akan membuang orang berbakat sepertimu. Datanglah setelah jam
pelajaran berakhir, beberapa band di klub kami akan berlatih untuk festival
sekolah.” Seseorang yang sedari tadi mendengarkan permainan piano yang indah
dan sebuah lagu –yang dibawakan oleh salah seorang peminat klub music di Seoul
Arts School- beranjak pergi dari ruang musik yang besar dan dipenuhi berbagai
instrument musik.
“Terimakasih, seonbae*senior*!” ucapnya sebelum ketua klub musik yang
diseganinya pergi. Ia mencoba memainkan lagi lagu yang ia ciptakan sendiri, dan
berniat untuk memperpanjang liriknya.
“Sepertinya aku harus bekerja keras
mengeluarkan kata-kata yang dapat menarik perhatian semua orang.” Gumamnya seraya
mencoret-coret kertas dengan ide-idenya.
“There's tons of thoughts in my head,
I'm afraid they might spill out. I’ll say what I want, I’ll
say what I want to do, but there are something I can’t say. Can’t stop my heart
beat when we take the same way home. Balloons in my heart blows up. My feet suddenly
feel light, and they float on the air. You know, songs with words of love
inside are the best song. Surprise attack! You’re standing right beside me,
maybe you heard what I was humming. And now, --not for the first time- our eyes
meet. I’m both happy and embarrassed. What should I do!?—“,”Aku rasa aku akan lebih baik jika menyampaikan
perasaanku padanya, tapi kenapa yang aku bisa lakukan hanya bergumam dengan
lagu yang sudah susah payah kuciptakan untuknya??” desah seseorang yang berada
tidak jauh diluar ruang musik. Ia menopangkan wajahnya dengan kedua tangannya,
dan melamun di atas balkoni sekolah.
“Lirik yang bagus..”,”Tidak, aku juga suka dengan
nadanya.” Gumam seorang pria di dalam ruang musik. Tepat ketika ia sedang
berfikir berbagai kalimat puisi untuk lirik lagu ciptaannya, tiba-tiba sebuah
kesempatan muncul dihadapannya. Ia akan bertemu dengan seseorang yang dapat
membantu—.
‘Brakk!’,”Apakah kau yang—. Dia sudah pergi?” pria itu
menggebrak pintu dan berlari keluar, tetapi kesempatannya sudah hilang yang
entah kemana.
“Aku pikir aku dapat memintanya untuk membantuku membuat
lirik, ternyata kesempatan datang dan pergi dengan sangat cepat.” Pria itu
kembali ke dalam ruang klub musik dengan lesu.
¨©§ª
“Bagaimana, apa kau sudah diterima di klub
music?”
“Hmm..”,”Tapi aku tidak dapat berfikir lagi
untuk kelanjutan liriknya. Apa kau mau membantuku?”
“Shireo*tidak
mau*! Aku terlalu sibuk dengan klub basketku. Aku akan terus berlatih
dan menampilkan kemampuanku di hadapan siswi-siswi baru. Kali ini aku pasti
akan memenangkan salah satu dari mereka.”
“Semoga beruntung dengan impian—“ Ia segera
berlari keluar kelas, ia tak menyadari kalau ia memotong ucapannya sendiri.
Sesuatu menarik perhatiannya, membuatnya tak sadar kalau ia sedang berbicara
dengan sahabatnya, Cho Jun Su.
“Ya, Joon Ki! Kau belum menyelesaikan
kalimatmu!” seru Jun Su.
“Aku yakin kalau orang itu berada di sekitar
sini. Aku mendengarkan ia bernyanyi dengan sangat jelas. Aku mohon, jangan
sampai kesempatan ini hilang.”
“If I
can get one wish to come true right now, I want a pair of wings. Please give me
the white one on my back, like a bird. In this huge sky, I wanna spread my
wings and fly! Towards the sky without any sadness. I wanna flap my wings, and
go! I still dream of those things, that I’ve dreamed about when I was a child.”
Untuk kedua kalinya, berbagai nyanyian dengan lirik dan nada indah terdengar
seperti hantu di telingganya.
“Apakah aku bermimpi? Nyanyian itu hanya
sebuah imajinasiku? Tetapi aku mendengarnya dengan sangat jelas!” serunya dan
hampir menyerah untuk menggapai kesempatan yang ada di hadapannya.
‘Brukk!’
“Joeseonghamnida*maaf(formal)*”
ucap seorang gadis yang berjalan berlawanan arah dengannya. Entah siapa yang
bersalah, gadis itu atau dia.
“O, Yu Ra~ssi,
apa kau melihat seseorang bernyanyi dan pergi ke arah sana?” Ia segera menahan
gadis itu dengan menggenggam lengannya erat, dan bertanya dengan raut wajah
yang serius.
“A-aniyo*tidak*,
joeseonghamnida.” Gadis itu segera melepaskan
genggaman tangannya dan melangkah pergi.
“Tidak lagi, kenapa kesempatan itu selalu
datang dan pergi!?” ujarnya frustasi.
¨©§ª
“Brush
my hair and clean my uniform, maybe we’ll meet again today. Boom! I’m standing in
front of you. My heart always goes thump thump. ‘I love you’, I can only say
these words in my heart. You grab my arm, and ask me about someone. She’s me! Even though I’m
continuously looking at you, you don’t even notice me. I want to talk to you
naturally, but that’s the hardest part. Run, run! That’s all I can do. Let go
of your tight grip on me, I throw that bright chance!”
“Kau
masih belum berani berbicara dengannya?” tanya seorang gadis dengan gadis lain.
“Hmm,
mungkin setelah kita lulus aku masih belum berani berbicara dengannya. Aku
bahkan tidak tahu alasannya.” Gumam gadis lainnya.
“Kenapa
tak kau ajaknya saja berbicara, aku rasa dia bukan orang yang dingin. Mungkin
itu bisa menjadi awal yang baik untukmu, Yul.”
“Aku
mungkin sudah membuang berjuta kesempatan yang aku miliki, aku mensia-siakannya
begitu saja. Tapi entahlah, aku lebih senang melihatnya dari kejauhan.” Gumam
Yul.
“Apa
kau tak akan sakit hati jika seseorang mendahuluimu mendapatkannya?”
“Yeobo*panggilan sayang*~” seorang
pria tiba-tiba masuk ke dalam gedung olahraga dan menyapa kekasihnya.
“Jun
Su oppa*sebutan dari perempuan untuk
laki2 yang lebih tua*!” seru sahabat Yul –membuat beberapa murid di
dalam gedung olahraga menoleh ke arah mereka-.
“Yul,
kau tidak membuntuti pangeranmu?” tanya Jun Su.
“Shut
up, aku sudah berhenti menyukainya sejak lama.” Sahut Yul ketus.
“Kim
So Ri, apakah ada yang salah dengan sahabatmu? Kemarin aku masih melihatnya
membuntuti Kim Jo—“
“Ya,
oppa! Jangan sebut namanya di
hadapanku, atau akan kupenggal kepalamu.” Seru Yul yang mendapat tatapan tajam
dari So Ri.
“Hahaha,
ah aku ingin memberi tahumu sesuatu Yul! Ia baru saja diterima oleh klub musik,
tapi sayang ia tak dapat melanjutkan lirik lagu ciptaannya. Kenapa tak kau
bantu saja?” tanya Jun Su.
“Shireo! Itu sangat memalukan, lagi pula
aku dan dia bahkan tidak berteman, jadi untuk apa..” tolak Yul spontan.
“Ah,
aku akan mengganti pakaianku terlebih dahulu, bye~” Yul bergegas keluar dari
gedung olahraga, sedangkan So Ri dan Jun Su hanya menatapnya dengan heran.
¨©§ª
‘Ring
ring’ bel tanda akhir pelajaran akhirnya berbunyi, hal ini adalah sebuah
anugerah untuk beberapa siswa-siswi Seoul Arts School.
“Joon
Ki, good luck!” seru Jun Su pada sahabatnya yang bergegas menuju ruang klub
musik.
“Hey,
kau sudah siap dengan lagumu?” tanya ketua klub musik setibanya Joon Ki di
ruang musik.
“Ah,
ne*ya*. Tetapi aku baru
menyelesaikan sebagian, bagaimana?”
“Biarkan
aku melihatnya terlebih dahulu.” Sahut ketua klub musik dengan nada yang sangat
datar.
Joon
Ki segera membuka tas ranselnya, terlihat dua lembar kertas asing berwarna pink
di dalamnya. Joon Ki yakin itu bukanlah miliknya, ia mengambilnya dan berniat
membuangnya, tetapi dengan segera ketua klub musik itu mengambilnya.
‘If you're not around I can't do anythingₒ
If you're not around I don't know what to doₒ
If you're not around I can't take it anymoreₒ
Just being able to see you smile that would mean everything to meₒ
I wanna be with you foreverₒ
I wanna tell you how I feelₒ
Whenever I close my eyes I could see your smile shining brightlyₒ
You gave me so many things that I can't even get to pay you backₒ
I have to tell you these two wordsₒ
"Thank you"ₒ
Will they go straight to your heart?
This is a feeling I will never, ever forgetₒ
Dedicated to youₒ
That night I had you on my mindₒ
This feelingₒₒ
I’ll try writing it down in a songₒ
I sing to express my love the best I
canₒ
Even if the song sucks,
Even if the lyrics are questionable,
I want you to know that I’m starting
to like youₒ’
“Wow, aku tak tahu kalau kau pecinta warna
pink. Hahahaha.. Aku suka dengan liriknya, good job!” seru ketua klub musik itu
dengan keras.
“Pink? Ah, ne. Kamsahamnida*terima
kasih*, seonbae!” balas Joon
Ki. Ia sebenarnya tidak tahu siapa yang melanjutkan liriknya, tapi ia akan
sangat berterimakasih jika bertemu dengannya.
“Aku akan menunggu nadanya besok..” tegur
ketua klub musik sebelum ia bermain dengan bandnya.
Joon Ki melihat kertas bertuliskan lirik
dengan tinta warna pink itu, ‘Tulisan yang bagus, aku benar-benar
berterimakasih padamu.’ Ujar Joon Ki dalam hati.
¨©§ª