Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Untitled Fanfiction

“If you're not around  I can't do anything. If you're not around  I don't know what to do 
If you're not around  I can't take it anymore
Just being able to see you smile  that would mean everything to me
I wanna be with you  forever. I wanna tell you  how I feel
Whenever I close my eyes  I could see your smile  shining brightly
You gave me so many things that  I can't even get to pay you back
I have to tell you these two words 
"Thank you"
Will they go straight to your heart? 
This is a feeling  I will never, ever forget
Dedicated  to you”


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TODAY NEWS

TERIMPIT UANG, IBU BENAMKAN ANAK

http://newopenx.detik.com/images/1x1.gif


Jakarta - Kampung Cijenjing, RT 05 RW 22, Desa Kertamulya, Padalarang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dini hari itu, Senin, 10 Maret 2014, begitu sunyi. Hampir seluruh warganya terlelap. Namun, sekitar pukul 03.00 WIB, Rostika terbangun gara-gara ada yang mengetuk pintu rumahnya keras-keras, disusul teriakan minta tolong dari teras.

Alangkah terkejutnya Rostika ketika tahu yang membuat gaduh itu adalah Muhammad Fahrul Robani, 10 tahun, keponakannya, yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. “Fahrul menangis sambil bilang adiknya ada di dalam tangki air. Saya langsung pergi ke rumah Dedeh, kakak saya, untuk mencari tahu. Ada tetangga yang juga ikut,” kata Rostika dalam fokus majalah detik edisi 120.

Setiba di rumah Dedeh Uum Fatimah, 38 tahun—ibu Fahrul—Rostika langsung menuju tangki air, yang terletak di lantai dua. Ia kaget bukan kepalang, setelah penutup tangki plastik berkapasitas 1.000 liter tersebut dibuka, terlihat Aisyah Fany, anak bungsu Dedeh yang berusia 2,5 tahun, sudah kaku dan tak bernyawa. “Saat itu Dedeh sudah tidak ada di rumah,” ujarnya.

Beberapa jam kemudian, Rostika mendapat kabar kakak perempuannya itu sudah berada di kantor Kepolisian Sektor Padalarang. Berdasarkan keterangan polisi, Dedeh menyerahkan diri beberapa saat setelah melakukan aksi keji, membunuh anak kandungnya. Fahrul bercerita, ia juga sempat diangkat oleh ibunya ke lantai dua dan dibenamkan ke dalam tangki air. Bocah yang masih duduk di kelas IV sekolah dasar itu terbangun ketika badannya nyemplung di air. Ia pun selamat dari upaya pembunuhan tersebut.




Pendapat/opini                :
                Sebagai seorang ibu yang melahirkan anak kandungnya, dalam kondisi sesulit apapun seharusnya tidak mengorbankan anak kandungnya, apalagi sampai membunuh dengan tangannya sendiri.
Pembunuhan sangat dilarang, pertama karena Tuhan menitipkan anak kepada kita untuk dirawat, disayang, dan dikasihi. Maka meskipun si-ibu memiliki hutang yang sangat banyak, sangat dilarang dan tidak benar jika sampai membunuh anaknya. Dalam agama Katholik Tuhan menyerukan sepuluh perintah Allah, dan pada pasal ke-5 berbunyi “Jangan membunuh!”.  Selain itu dalam Negara kita sendiri sudah memiliki Undang-Undang yang melarang akan adanya pembunuhan, yaitu pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 340 yang berbunyi “Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun”.
Selain melanggar hukum, tindakan seperti itu dapat memacu timbulnya banyak kasus pembunuhan di lingkungan masyarakat. Apalagi jika pihak yang berwajib tidak memberi hukuman yang berat sesuai tindakan yang telah dilakukan, maka makin banyak orang tidak takut untuk melakukan tidakan pembunuhan.
Untuk para pemegang hukum di Indonesia, sebaiknya tidak hanya member hukuman penjara, tetapi juga menyembuhkan mental ibu Dedeh agar jika sewaktu-waktu ia mengalami peristiwa yang menekan seperti terbelit hutang, ia tidak akan melakukan tindakan keji/ pembunuhan lagi.
Demikian pendapat yang dapat saya sampaikan, terima kasih.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS